Lampung Selatan (Timenews.id) -- Pemerintah kabupaten Lampung Selatan berkomitmen untuk melakukan pencegahan dan penurunan angka anak kerdil (stunting) di wilayahnya. Ini ditegaskan Plt Bupati Lamsel Nanang Ermanto usai menandatangani komitmen percepatan pencegahan anak kerdil yang dilaksanakan di ballroom Hotel Red Top Jakarta yang dilaksanakan oleh Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan (TNP2K) Kementrian Sekretariat Negara RI.
Di kabupaten Lampung Selatan, saat ini terdapat 10 lokus/desa untuk penurunan angka stunting. Kesepuluh desa itu adalah desa Kemukus dan Bangun Rejo dikecamatan Ketapang, Desa Banjar Masin dikecamatan Penengahan, desa Batu Balak di kecamatan Rajabasa, Desa Taman Agung dan Tajimalela dikecamatan Kalianda, desa Way Gelam dan Karya Mulyasari dikecamatan Candipuro, desa Pancasila dikecamatan Natar dan desa Mekarsari dikecamatan Way Sulan.
Menurut Nanang, angka stunting di Indonesia pada tahun 2013 mencapai angka 38 persen. "Angka ini sama dengan jumah angka stunting pada anak-anak dibenua Afrika. Karena itu Presiden Joko Widodo sangat prihatin dengan kondisi stunting dinegara kita. Padahal jika bicara kondisi ekonomi dan sumberdaya alam dan manusianya, negara kita lebih maju ketimbang negara-negara dibenua Afrika," ujar Nanang.
Karena itu, pemerintah pusat meminta komitmen seluruh kepala daerah untuk menurunkan tingginya angka stunting di Indonesia. "Sebagai salah satu kabupaten yang hadir pada malam ini, maka sebagai kepala daerah saya wajib dan berkomitmen untuk menurunkan angka stunting dikabupaten lamsel," tegas Nanang.
Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Lamsel, Angka stunting di tahun 2013 berdasarkan Riset Kesehatan Dasar (riskesdas) sebesar 42 persen. Sedangkan pada tahun 2018 mengalami penurunan sebesar 30 persen.
"Ditahun 2019 mendatang kita targetkan angka stunting dikabupaten kita kurang dari 20 persen," ujar Nanang.
Menurut Diskes, upaya yang telah dilakukan sebelumnya adalah elah menerbitkan Peraturan Bupati nomor 1 tahun 2018 tentang upaya penurunan stunting.
"Teknisnya dilakukan dengan lintas sektor terkait seperti dinas kesehatan, ketahanan pangan, permukiman, PMD, PPKB, dinas perikanan dan Bappeda.
Seperti intervensi spesifik antara lain pemberian obat cacing, vitamin A pada balita, sanitasi dan air bersih dan pengadaan jamban. Kemudian untuk pencegahan dini dilakukan dengan advokasi pada masyarakat tentang 1000 hari pertama kehidupan," tambah Kepala Diskes Lamsel dr. Jimmi Hutapea. (Hrmn/red)
Di kabupaten Lampung Selatan, saat ini terdapat 10 lokus/desa untuk penurunan angka stunting. Kesepuluh desa itu adalah desa Kemukus dan Bangun Rejo dikecamatan Ketapang, Desa Banjar Masin dikecamatan Penengahan, desa Batu Balak di kecamatan Rajabasa, Desa Taman Agung dan Tajimalela dikecamatan Kalianda, desa Way Gelam dan Karya Mulyasari dikecamatan Candipuro, desa Pancasila dikecamatan Natar dan desa Mekarsari dikecamatan Way Sulan.
Menurut Nanang, angka stunting di Indonesia pada tahun 2013 mencapai angka 38 persen. "Angka ini sama dengan jumah angka stunting pada anak-anak dibenua Afrika. Karena itu Presiden Joko Widodo sangat prihatin dengan kondisi stunting dinegara kita. Padahal jika bicara kondisi ekonomi dan sumberdaya alam dan manusianya, negara kita lebih maju ketimbang negara-negara dibenua Afrika," ujar Nanang.
Karena itu, pemerintah pusat meminta komitmen seluruh kepala daerah untuk menurunkan tingginya angka stunting di Indonesia. "Sebagai salah satu kabupaten yang hadir pada malam ini, maka sebagai kepala daerah saya wajib dan berkomitmen untuk menurunkan angka stunting dikabupaten lamsel," tegas Nanang.
Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Lamsel, Angka stunting di tahun 2013 berdasarkan Riset Kesehatan Dasar (riskesdas) sebesar 42 persen. Sedangkan pada tahun 2018 mengalami penurunan sebesar 30 persen.
"Ditahun 2019 mendatang kita targetkan angka stunting dikabupaten kita kurang dari 20 persen," ujar Nanang.
Menurut Diskes, upaya yang telah dilakukan sebelumnya adalah elah menerbitkan Peraturan Bupati nomor 1 tahun 2018 tentang upaya penurunan stunting.
"Teknisnya dilakukan dengan lintas sektor terkait seperti dinas kesehatan, ketahanan pangan, permukiman, PMD, PPKB, dinas perikanan dan Bappeda.
Seperti intervensi spesifik antara lain pemberian obat cacing, vitamin A pada balita, sanitasi dan air bersih dan pengadaan jamban. Kemudian untuk pencegahan dini dilakukan dengan advokasi pada masyarakat tentang 1000 hari pertama kehidupan," tambah Kepala Diskes Lamsel dr. Jimmi Hutapea. (Hrmn/red)