Mereka menilai, hasil pemeriksaan dari Tim Gabungan Pemerintah Kota (Pemkot) Lubuklinggau, diantaranya Bagian Hukum, DPMPTSP, DLH, Sat Pol PP, Lurah maupun RT setempat yang mengkroscek lokasi usaha itu merupakan bohong besar.
Masyarakat pun, menyesalkan sikap Pemkot Lubuklinggau yang menilai laporan terkait keresahan warga dianggap tidak benar, bahkan ada tanda tangan yang dianggap palsu.
Herman Tose (56), warga setempat menegaskan, pernyataan pihak Pemkot Lubuklinggau yang dimuat di salah satu media cetak lokal sangat tidak berpihak kepada masyarakat banyak.
"Jika tanda tangan tersebut palsu, saya siap diadili secara hukum,. Jangan dipantau hanya satu warga, coba cek seluruh yang tanda tangan. Mengenai foto limbah yang kami laporka, tolong dicek secara keseluruhan, jangan dikroscek hanya di bagian dalam kandang saja," tegasnya.
Pihaknya berharap, Pemerintah Kota Lubuklinggau agar menindaklanjuti secara prosedur, apakah diperbolehkan kandang ayam tersebut berada di pemukiman warga,
"Mohon Pemkot jelaskan yang sebenarnya. Pemkot jangan sepihak lah, sebab jika usaha penampungan ayam tidak ditutup, kami khususnya warga yang menandatangani surat pernyataan yang dianggap palsu itu akan berdemo," ungkapnya. (Pranata)
