BANDAR LAMPUNG (TN) -Tekad Gubernur Lampung Muhammad Ridho
Ficardo menjadikan Rumah Sakit Umum Daerah Hi. Abdul Moeloek (RSUDAM)
bertipe A, berlanjut. Setelah dilengkapi aneka peralatan canggih,
Pemerintah Provinsi Lampung kini membangun Unit Transfusi Darah (UTD)
untuk mengatasi kekurangan stok darah.
Menurut
Gubernur Ridho, pembangunan UTD ini untuk mengantisipasi makin
banyaknya warga berobat penyakit kronis memakai fasilitas BPJS. "Banyak
juga warga di Sumatera Selatan seperti Martapura dan Baturaja memilih
berobat ke RSUDAM. Ini semua memerlukan stok darah yang cukup," kata
Ridho, di Bandar Lampung, Sabtu (12/8/2017).
Kehadiran
UTD ini, kata Ridho, juga untuk mendukung sejumlah peralatan canggih
yang diresmikan Menteri Kesehatan Nila Djuwita F. Moeloek, pada 25
Februari 2017. Kehadiran peralatan canggih seperti bedah sentral dan
intensif terpadu (ICU, ICCU, PICU), THT, mata, kemoterapi, Magnetic
Resonance Imaging (MRI), dan CT scan, membuat pasien yang semula harus
dirujuk ke Jakarta, kini bisa ditangani di RSUDAM.
Kehadiran
UTD ini, menurut Direktur Utama RSUDAM, Hery Djoko Subandriyo, untuk
memperkuat Palang Merah Indonesia (PMI) Lampung. Menurut Hery, setiap
bulan pihaknya membutuhkan 2000-2500 kantong darah, sedangkan yang bisa
dipenuhi PMI hanya 50-60%. "PMI tak hanya melayani RSUDAM, tapi seluruh
rumah sakit di Lampung. Jumlah pasien yang butuh darah terus meningkat
yang tak bisa semuanya ditangani PMI," kata Hery Djoko Subandriyo.
Selama
ini, kata Hery, RSUDAM hanya memiliki bank darah. Kehadiran UTD ini,
selain meningkatkan mutu pelayanan, juga untuk mempercepat proses
pelayanan transfusi daerah ke pasien. Pembangunan UTD, merujuk pada UU
Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit yang mengamanatkan rumah sakit
bertugas memberikan pelayanan kesehatan perorangan paripurna.
"Kalau
pemenuhan darah kurang atau waktu tempuh rumah sakit ke UTD jauh,
pemerintah daerah dapat membangun lebih dari satu UTD," kata Hery.
Rencananya,
UTD RSUDAM ini beroperasi Januari 2018. Menurut Kepala Instalasi
Laboratorium RSUDAM, dr. Suhada, SpPA, selain peralatan tantangan
terbesar UTD adalah pemenuhan sumber daya manusia (SDM). "Di Lampung
belum ada sekolah transfusi darah, maka harus dicari keluar dan segera
dipenuhi agar izin operasionalnya terpenuhi," kata Suhada.
Meski
memiliki UTD sendiri, RSUDAM tetap bekerja sama dengan PMI. "Komponen
darah tertentu harus di produksi PMI. Ada beberapa jenis darah yang
belum bisa diproduksi sendiri. Untuk sementara yang bisa kita penuhi
baru darah segar dan trombosit. Untuk penyakit tertentu masih dari PMI.
Jadi, MoU dengan PMI tetap jalan," kata Suhada. (Humas Prov)