Tulang Bawang Barat (Timenews.id) -- Beberapa Warga Tiyuh Panaragan Kecamatan Tulang Bawang Tengah Kabupaten Tulang Bawang Barat mengeluhkan sistem penyaluran Bantuan Langsung Tunai (BLT) yang diselenggarakan tiyuh tersebut.
Aditya Saputra salah satu warga Tiyuh Panaragan RT 03 RW 2, menyayangkan pembagian BLT yang tidak merata dan tidak tepat sasaran.
“Saya mengeluhkan pembagian BLT, pada saat pembagian ATM dan rekening kemarin, warga yang terdampak covid-19 seperti korban PHK, bahkan buruh seperti saya justru tidak menerima. Sebaliknya, warga yang ekonominya mapan justru dapat BLT," ungkapnya, Sabtu malam (16/5/2020) dikediamannya di Tiyuh Panaragan sekira pukul 21.00 WIB
Aditya yang merupakan perantauan yang pulang kekampung halaman akibat di PHK karena terdampak corona ini mengatakan dirinya sudah di data pihak tiyuh. Namun tidak mendapatkan BLT, padahal dirinya sangat mengharapkan bantuan tersebut.
"Akibat wabah corona ini, saya kehilangan pekerjaan di perantauan sehingga terpaksa pulang ke kampung halaman. Dan tentunya saya berharap dapat perhatian dari tiyuh kampung halaman saya ini," ujarnya.
Hal yang sama juga diungkapkan Dahalim warga RT 03 RW 1. Pria paruh baya yang kesehariannya berprofesi sebagai sopir truk, dan kini telah berhenti dari pekerjaannya akibat covid-19 ini juga mengeluh, karna tidak mendapatkan BLT dari tiyuh.
“Akibat covid-19 ini saya kehilangan pekerjaan, dan tidak bisa lagi menghidupi keluarga saya. Untuk itu, saya mengharapkan BLT itu diberikan juga kepada keluarga kami, karena kami juga warga yang berhak mendapatkannya," cetusnya.
Apriyadi salah satu tokoh pemuda Tiyuh Panaragan yang mendampingi warga, juga mengungkapkan adanya ketidakadilan dalam pembagian BLT di tiyu tersebut.
"Banyak sekali kejanggalan dalam pembagian BLT kepada 281 orang warga Tiyuh Panaragan ini. Selain adanya warga terdampak corona yang tidak mendapatkan BLT, berdasarkan data penerima BLT, beberapa nama kita ketahui ekonominya mapan dan beberapa nama lainnya merupakan aparatur BPT setempat," ungkapnya.
Pria yang kerap di sapa Yadi ini juga menuturkan ada salah satu warga yang usianya senja dan tergolong tidak mampu tidak terdata. Padahal, dia belum pernah mendapatkan bantuan apapun baik PKH ataupun Mantra program bantuan sosial yang menjadi unggulan kabupaten ini.
"Saya berharap pihak tiyuh bersikap adil dalam pembagian BLT ini, dan segera mendata ulang kembali warga yang benar-benar terdampak virus corona ini," pungkasnya (Rusman)
Aditya Saputra salah satu warga Tiyuh Panaragan RT 03 RW 2, menyayangkan pembagian BLT yang tidak merata dan tidak tepat sasaran.
“Saya mengeluhkan pembagian BLT, pada saat pembagian ATM dan rekening kemarin, warga yang terdampak covid-19 seperti korban PHK, bahkan buruh seperti saya justru tidak menerima. Sebaliknya, warga yang ekonominya mapan justru dapat BLT," ungkapnya, Sabtu malam (16/5/2020) dikediamannya di Tiyuh Panaragan sekira pukul 21.00 WIB
Aditya yang merupakan perantauan yang pulang kekampung halaman akibat di PHK karena terdampak corona ini mengatakan dirinya sudah di data pihak tiyuh. Namun tidak mendapatkan BLT, padahal dirinya sangat mengharapkan bantuan tersebut.
"Akibat wabah corona ini, saya kehilangan pekerjaan di perantauan sehingga terpaksa pulang ke kampung halaman. Dan tentunya saya berharap dapat perhatian dari tiyuh kampung halaman saya ini," ujarnya.
Hal yang sama juga diungkapkan Dahalim warga RT 03 RW 1. Pria paruh baya yang kesehariannya berprofesi sebagai sopir truk, dan kini telah berhenti dari pekerjaannya akibat covid-19 ini juga mengeluh, karna tidak mendapatkan BLT dari tiyuh.
“Akibat covid-19 ini saya kehilangan pekerjaan, dan tidak bisa lagi menghidupi keluarga saya. Untuk itu, saya mengharapkan BLT itu diberikan juga kepada keluarga kami, karena kami juga warga yang berhak mendapatkannya," cetusnya.
Apriyadi salah satu tokoh pemuda Tiyuh Panaragan yang mendampingi warga, juga mengungkapkan adanya ketidakadilan dalam pembagian BLT di tiyu tersebut.
"Banyak sekali kejanggalan dalam pembagian BLT kepada 281 orang warga Tiyuh Panaragan ini. Selain adanya warga terdampak corona yang tidak mendapatkan BLT, berdasarkan data penerima BLT, beberapa nama kita ketahui ekonominya mapan dan beberapa nama lainnya merupakan aparatur BPT setempat," ungkapnya.
Pria yang kerap di sapa Yadi ini juga menuturkan ada salah satu warga yang usianya senja dan tergolong tidak mampu tidak terdata. Padahal, dia belum pernah mendapatkan bantuan apapun baik PKH ataupun Mantra program bantuan sosial yang menjadi unggulan kabupaten ini.
"Saya berharap pihak tiyuh bersikap adil dalam pembagian BLT ini, dan segera mendata ulang kembali warga yang benar-benar terdampak virus corona ini," pungkasnya (Rusman)