Iklan

Iklan

,

Iklan

Anggota DPRD Lampung ini Ingatkan Ancaman Kekurangan Pangan sebagai Dampak Covid-19

Redaksi
Selasa, 19 Mei 2020, 10:10 WIB Last Updated 2020-06-01T03:10:45Z
BANDAR LAMPUNG (Timenews.id) -- Anggota DPRD Provinsi Lampung, Rahmat Mirzani Djausal, mengingatkan ancaman kekurangan pangan sebagai dampak Covid-19. Potensi kekurangan Pangan itu terjadi karena menurunnya kemampuan petani berproduksi dan ancaman badai kekeringan El-Nino yang bakal melanda.

"Dalam menghadapi pandemi Corona ini cuma dua solusi yang harus segera dilakukan yakni medical solution dan food security atau keamanan pangan. Namun daya beli petani dalam membeli sarana produksi pertanian seperti benih, pupuk, dan obat-obatan makin menurun. Ini bakal mengancam penurunan produksi yang pada akhirnya berkurangnya hasil pertanian," kata Rahmat Mirzani yang juga Ketua Umum Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) Provinsi Lampung itu, Selasa (19/5/2020).

Di sisi lain, kata Mirza, sapaan akrabnya, harga hasil pertanian menurun. Berdasarkan laporan berbagai pengurus HKTI se-Lampung, kata dia, harga berbagai hasil pertanian yang biasanya membaik menjelang Ramadan dan Idulfitri, seperti cabai, kini justru turun. "Harga jagung yang jadi andalan petani juga ikut turun," kata Mirza yang dua periode memimpin HKTI Lampung itu.

Untuk itu, Ketua Fraksi Partai Gerindra DPRD Provinsi Lampung itu, mengusulkan agar ada alokasi khusus atau dana tanggap darurat untuk membantu petani membeli sarana produksi pertanian. "Kami akan bicarakan ini bersama kawan-kawan di DPRD Lampung, agar petani bisa terbantu dan tetap berproduksi," kata Mirza.

Selain itu, sebagai Ketua HKTI Lampung, pihaknya sejak musim tanam 2019/2020 tengah melakukan demplot di berbagai kabupaten untuk meningkatkan produksi padi memakai pupuk organik produksi HKTI Lampung. "Hasil panen di Pesisir Barat, mampu meningkatkan panen hingga 10 hingga 12 ton. Padahal biasanya 6 ton," kata Mirza yang pernah menjadi Ketua Umum Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi) Provinsi Lampung itu.

Menurut dia, peningkatan hasil produksi pertanian dengan pupuk organik merupakan solusi jangka pendek untuk mengatasi ancaman kekurangan pangan. "Demplot ini akan terus kami lakukan ke seluruh Lampung, agar petani tidak tergantung hanya dengan pupuk kimia, karena hasilnya paling tinggi 6 ton," kata Mirza. (*/Adv)  

Iklan