Bandar Lampung (Timeneews.co.id) -- Pemerintah Provinsi (Pemprov) Lampung mendorong seluruh pemerintah kabupaten/kota dan masyarakat kembali mencanangkan program Gerakan Lampung Menghijau (GELAM). Tercatat baru 2,3 juta pohon yang ditanam pada Program GELAM 2010.
"Ke depannya dalam kurun waktu lima tahun, setiap orang di Lampung harus menanam 25% atau lima sampai enam pohon, yang berarti sekitar ada 45 juta pohon yang ditanam," ujar Sekretaris Daerah Provinsi Lampung, Sutono saat menjadi keynote speaker dalam kegiatan Ngobrol Pintar (Ngopi) di Lampung, di Hotel Emersia, Bandar Lampung, Rabu (1/11/2017).
Sutono mengatakan pohon memiliki peran penting dalam kehidupan di masyarakat. "Program membangun hutan rakyat ini penting untuk menyejahterakan masyarakat, menghijaukan lingkungan, dan pohon untuk memberikan kehidupan," ucap Sutono.
Sutono yang juga mantan Kepala Dinas Kehutanan Provinsi Lampung itu, meminta seluruh jajaran lingkungan hidup dan kehutanan, dapat mensosialisasikan hal tersebut kepada masyarakat Lampung. "Pak Gubernur Ridho sangat bangga manakala acara ini menghasilkan percepatan untuk menghijaukan Lampung. Program ini perlu diteruskan untuk memberikan kepercayaan masyarakat bahwa menanam pohon itu penting," kata Sutono.
Apalagi masalah lingkungan hidup dan kehutanan menjadi bagian penting pembangunan kawasan daerah. "Kita mendorong memberikan ruang yang cukup dan diusulkan mana daerah yang bisa diperioritaskan . Saya meminta jajaran kehutanan melihat desa mana yang mampu mempersiapkan diri menjadi desa yang siap untuk hutan rakyat. Ngobrol Pintar ini penting tetapi tindakan nyata lebih penting," ujar Sutono.
Dia menyebutkan bahwa Lampung juga memiliki potensi sumberdaya alam dan hutan yang cukup lengkap, seperti hutan konservasi berupa Taman Nasional Bukit Barisan Selatan (TNBBS), Taman Nasional Way Kambas (TNWK), Cagar Alam Laut Krakatau, dan Taman Hutan Raya Wan Abdul Rachman. Selain itu juga terdapat hutan lindung, hutan produksi, dan hutan mangrove di Psisir Barat dan timur Lampung.
"Atas keanekaragam hayati dan biodiversitas, sejak 2004 UNESCO menetapkan TNBBS menjadi Hutan Warisan Dunia (Tropical Rainforest Heritage Site of Sumatera) dan juga TNWK yang mewakili Hutan Hujan Tropik Dataran Rendah serta masuk ASEAN Heritage Park ke-36," kata Sutono.
Dalam sambutannya, Kepala Bagian Hubungan Antarlembaga pada Biro Humas Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK), Fajar Wirasmoyo, mengatakan Ngobrol Pintar tersebut sebagai bentuk pembahasan berbagai isu strategis lingkungan hidup dan kehutanan antara Kementerian LHK dengan pihak terkait baik di pusat maupun di daerah.
"Nantinya hasil ini dapat menjadi masukan bagi kebijakan Kementerian LHK dan diharapkan menjadi media membangun komunikasi dan kepercayaan publik serta meningkatkan kerjasama antara para pihak terkait pembangunan lingkungan hidup dan kehutanan," ujar Fajar. (Humas Prov)