Iklan

Iklan

,

Iklan

Petani Teladan Berhasil Mengahrumkan Nama Kota Metro Di Level nasional.

Redaksi
Rabu, 22 Januari 2020, 23:02 WIB Last Updated 2020-01-22T16:02:49Z

METRO (Timenews.id) -- Marsono (47) sosok petani teladan berhasil mengahrumkan nama Kota Metro di level nasional. Mirisnya,  warha yang beralamat Mulyosari 16 A Metro Barat,  Kota Metro ini kemampuan nya terkesan dikebiri.

Pada tahun 2002 dirinya hanya seorang petani penggarap.  Dirinya menggarap lahan-lahan tidur alias terbengkalai di Kota Metro.

Selama tujuh tahun, Marsono terus berupaya dan terus mengasah kemampuannya dalam bertani sampai akhirnya sukses menjadi sosok petani dengan predikat luar biasa dengan kemampuannya yang sangat inovatif dalam pengembangan tanaman hortikultura.

Beberapa tahun mencoba dan berjuang menjadi seorang petani,  pria kelahiran Kota Yogyakarta ini berbuah manis. Dirinya sudah bisa membeli lahan pertanian seluas 3000 meter atau seper empat hektare untuk dikembangkan lebih lanjut.

Pada tahun 2016 dirinya sempat dilirik dan ditawari oleh BPPPK Metro Barat untuk ikut lomba bidang pertanian.

"Sebenarnya hal ini sudah saya inginkan dari dulu, namun belum ada kesempatan. Alhamdulillah dalam lomba itu saya menjuarai lomba bidang pertanian se-Kecamatan Metro Barat dan mewakili Kota Metro untuk tingkat provinsi, itu juga saya juara satu, " kata Marsono di kediamannya,  Selasa (22/01/2020).

Prestasi ini terus membawa bapak tiga anak ini masuk lingkungan istana negara. Rasa bangga tak terhingga pada diri Marsono, usai diseleksi,  dirinya meraih peringkat tiga besar.

Raihan-raihan prestasi dan penghargaan ini membuat Marsono terus ingin berkarya di bidang pertanian. Pria berkumis tebal ini memang mempunyai angan-angan untuk terus melakukan inovasi dan terobosan di bidang pertanian.

"Itu cita-cita saya sejak lama dan alhamdulillah setelah ini saya ingin berbagi pengalaman dengan masyarakat khususnya para petani di Kota Metro tentang agrowisata Punden Mulyosari ini, " imbuh Marsono.

Beragam penghargaan yang diterima Marsono adalah kelebihannya dalam inovatif dan kreatif terutama dalam pemanfaatan lahan tidur, pemanfaatan limbah lingkungan, fermentasi pupuk seperti arang sekam padi. Kepemilikan lahan tidak harus petani penggarap, artinya bukan milik sendiri. Kemudian masa bertani harus diatas sebelas tahun dan lainnya mendukung bidang pendidikan.

Dirinya mengajak semua masyarakat untuk berkunjung untuk berkolaborasi, beredukasi dan wisata. Di Punden Mulyosari ini,  Marsono menawarkan cara bertani Mina Padi yakni berbudi daya padi dan di dalam nya diberi ikan dengan luas kolam 5 *20 meter persegi dengan kapasitas sebanyak 7 ribu bibit ikan lele.

"Saya baru panen ikan lele enam kwintal dengan  mendapat uang 2 juta bersih. Itulah salah satu sport awal yang saya tawarkan, " kata Marsono.

Sedangkan untuk spot kedua yakni spot edukasi di mana anak-anak bisa bercocok tanam oadi, tanaman sayuran dan lainnya.  Intinya,  kata Marsono,  dirinya ingin memberikan pelajaran kepada generasi penerus tentang bagaimana cara bertani, merawat dan panen.

"Selama ini anak-anak kita hanya menunduk melihat handphone, sedikit akan kita simpangkan perhatian mereka untuk belajar sembari hiburan, " ujarnya.

Harapannya setelah berkunjung ke Punden Mulyosari, masyarakat tidak sekedar berkunjung,  atau hanya menikmati produk. Harus ada hal khsusus dan menjadi bekal di kemudian hari yakni sesuatu yang bermanfaat," timpal Marsono.

Perjalanan pria yang hanya tamat STM ini untuk mengedukasi dan berbagi ilmu nya kepada masyarakat bukan hal mudah. Terlebih lagi kepada pemerintah setempat.

Sampai saat ini respon pemerintah Kota Metro sampai tingkat kecamatan dan kelurahan belum ada sama sekali.  Dirinya pernah menyampaikan kepada pemerintah untuk  memohon arahan.

"Selama ini belum ada tanggapan," lanjut Marsono.

Terkait dengan kehadiran Lukman Hakim mantan Walikota Metro dua periode, merupakan kebahagiaan tersendiri bagi Marsono. Bagi dirinya,  sosok Lukman Hakim adalah orang yang sangat mendukung dan peduli terhadap petani apalagi memang Lukman masuk dalam pengurus KTNA.

"Pak Lukman adalah bapak kita sampai detik inipun masih saya anggap beliau seorang yang penuh perhatian. Beliau datang kesini karena keluh kesah yang saya sampaikan  dan beliau respek. Beliau bilang kok seorang petani teladan belum ada perhatian khusus. Nah harapan saya pemerintah  di sini hargailah sdm yang punya kemampuan dan ada tindak lanjut. Begitulah kondisi nya (tidak ada perhatian, red). (*)

Iklan