Menurut Anton keterangan itu di sampaikan salah satu staf pada dinas Pariwisata Lampung timur, bahwa setiap pekerjaan (proyek) harus setor uang sebesar 20 persen dari nilai pekerjaan yang ada di dinas tersebut.
"Harus setor 20 persen setiap pekerjaan, walaupun itu pekerjaan Penunjukan Langsung (PL. Tanpa lelang. Red), ini perintah atasan,"ujar Anton menirukan perkataan salah satu staf di dinas Pariwisata.
Lanjutnya Anton, selain meminta setoran uang Proyek, Almaturidi juga di duga ikut terlibat dalam pengerjaan proyek melalui orang orang terdekatnya. "Banyak proyek di dinas Pariwisata yang di kerjakan Almaturidi melalui orang-orang terdekatnya,"jelas Anton.
Selain itu, Anton yang juga Selaku masyarakat Lampung timur mempertanyakan dimana etika seorang pejabat eselon II ini yang bergaya seperti preman. Gaya preman kepala dinas tersebut di alami langsung oleh Anton ketika hendak mengajak ngobrol Kadis Pariwisata Almaturidi tersebut saat bertemu di depan Dinas Komunikasi dan Informatika (Kominfo) Lamtim beberapa hari yang lalu, Bukan mendapat senyuman dari sang kepala dinas, saya malah di dorong Almaturidi hingga hampir terjatuh.
Pada saat itu saya hendak mengajak Alamaturidi mengobrol, tetapi ketika berhadapan dengan Kadis tersebut, saya langsung di dorongnya di depan umum dan mengajak berkelahi,"ucapnya. Mirisnya lagi, terkait permasalahan itu tidak ada tanggapan dari Sekda Lampung Timur. Padahal Dirinya sudah berupaya melaporkan kejadian itu kepada Sekda lampung timur.
Reporter
Herwandi/w
