
"Pemerintah
Provinsi Lampung terus meningkatkan pemanfaatan teknologi pertanian
untuk memperkuat ketahanan dan kedaulatan pangan. Tiga kegiatan
prioritas yakni pengembangan usaha pangan masyarakat, penguatan lembaga
distribusi pangan, dan optimalisasi pekarangan,” kata Sekretaris Daerah
Provinsi Lampung, Sutono, saat menjadi pembicara kunci seminar bertema
'Memperkuat Ketahanan Pangan, Pakan, dan Energi secara Berkelanjutan
untuk Meningkatkan Daya Saing Bangsa", di Hotel Emersia Bandar Lampung,
Kamis (10/8/2017).
Seminar
yang digelar Perhimpunan Teknik Pertanian Indonesia (Perteta) ini,
menghadirkan para pakar berbagai universitas mancanegara dan perguruan
tinggi di Indonesia. Agendanya, membahas sembilan isu strategis seperti
pangan, energi, pertanian, teknologi pertanian, teknik pertanian,
sistem dan manajemen pertanian, agribisnis, sumber daya alam, dan ilmu
pertanian. Seminar ini dihadiri 187 peserta, dengan 175 oral presentasi
dan 12 poster prsentasi dari beberapa universitas dan institusi.
Kontribusi
Lampung terhadap kedaulatan pangan nasional, kata Sutono, melalui
produksi padi. Berdasarkan Angka Sementara (ASEM) 2016 sebesar 4,02 juta
ton gabah kering giling, produksi jagung 1,921 juta ton dan terbesar di
Sumatera dan terbesar ketiga nasional. Kemudian, produksi ubi kayu
9,017 juta ton dan terbesar di Indonesia.
Sutono
juga memaparkan di sektor peternakan Lampung merupakan pemasok terbesar
di Sumatera dan Jabodetabek dengan produksi mencapai 242.144 ekor. Di
sektor perkebunan, seluruh komoditi seperti tebu, kopi robusta, lada
hitam, nanas kaleng merupakan yang terbesar pertama di Sumatera. Untuk
tebu, menyumbang 37 % produksi nasional, lada hitam (27,58%) nasional,
kopi robusta (26,15%) produksi nasional dan ekspor terbesar ketiga
dunia.
"Saya percaya
Lampung dapat terwujud sebagai Provinsi berketahanan pangan. Apalagi
Provinsi Lampung berhasil mendapatkan penghargaan Budhipura Kategori
Penguatan Kelembagaan Sistem Inovasi Daerah dengan membuat terobosan
Beras Siger Mas yang merupakan beras alternatif. Beras ini terdiri dari
campuran beras dan singkong. Selain itu Provinsi Lampung juga turut
membudidayakan ayam prebiotik. Ayam ini pakannya masih tradisional yaitu
menggunakan jamu, sehingga terhindar dari bahan racun berbahaya," kata
Sutono.
Pada seminar itu,
Rektor Universitas Lampung, Hasriadi Mat Akin mengatakan Lampung
memiliki keunggulan di bidang pertanian. Dia menilai Lampung memiliki
potensi besar dalam mengembangkan sektor pertanian guna menjadikan
Provinsi Lampung berketahanan pangan.
"Provinsi
Lampung memiliki begitu banyak potensi dan komoditas unggulan di bidang
pertanian, seperti penghasil singkong dan pemasok udang terbesar. Untuk
mewujudkan ketahanan pangan dibutuhkan kemampuan pengolahan dan akses
ketersedian bahan pangan. Melalui Riset yang dihasilkan dalam Seminar
ini diharapkan dapat mendapatkan masukan dari para ahli. Kiranya hasil
riset diaplikasikan pada pembangunan di Indonesia terutama Lampung dan
juga bagi negara mereka," kata Hasriadi.
Sedangkan
Chairman of ISAE IS 2017, Sandi Asmara, dalam sambutannya menyampaikan
para pakar dan praktisi pertaian dari berbagai universitas berupaya
untuk mencari solusi permasalan di bidang pembangunan pertanian dan
pangan. Selain itu, kebutuhan dasar energi terbarukan di masa mendatang.
Para
Pakar yang hadir dalam kesempatan ini Mikio Umeda dari Universitas
Kyoto Jepang, Irwandi Jadwir dari Universitas Islam Antar Bangsa
Malaysia, Fillip To dari Universitas Mississipi Amerika Serikat, Rosanna
Marie C. Amongo dari Universitas of the Philippines Los Banos, Lilik
Sutiarso dari Universitas Gajah Mada Indonesia, Muhammad Dimyati dari
Kemenristik Dikti, RA. Bustomi Rosadi dari Universitas Lampung
Indonesia. (Humas Prov)