Iklan

Iklan

,

Iklan

Ribuan Santri di Lamteng, Metro, dan Lamtim Kini Punya Asrama Bertingkat

Redaksi
Rabu, 19 April 2017, 08:09 WIB Last Updated 2017-04-19T01:09:08Z
Asrama tersebut di bangun dalam bentuk rumah susun. Ketiga asrama tersebut terletak di Ponpes YPI Al Hikamus Salafiyah Desa Muji Rahayu, Kecamatan Seputih Agung, Lampung Tengah, Pondok Pesantren Ma'had 'Aly Tarbiyatul Muballighin Kota Metro, dan Ponpes Madinah Desa Karya Tani, Kecamatan Labuhan Maringgai, Lampung Timur. 
Bandar Lampung (Timenews.co.id) -- Ribuan santri dari tiga pondok pesantren (ponpes) di Lampung Tengah, Metro, dan Lampung Timur, mulai 2017 memiliki asrama permanen dan layak huni. Menurut Gubernur Lampung Muhammad Ridho Ficardo, asrama megah yang dibangun berlantai tiga ini siap dihuni.

"Alhamdulillah pembangunan ketiga asrama berlantai lima ini selesai dan siap dihuni. Pemerintah Provinsi (Pemprov) Lampung akan menyerahkan sepenuhnya pengelolaan asrama tersebut ke pengasuh pondok pesantren. Silakan dipakai dan dimanfaatkan, semoga proses pendididikan meningkat dan pada akhirnya ikut meningkatkan mutu sumber daya manusia di Lampung," kata Gubernur Ridho, di Bandar Lampung, Senin (17/4/2017).

Asrama tersebut di bangun dalam bentuk rumah susun. Ketiga asrama tersebut terletak di Ponpes YPI Al Hikamus Salafiyah Desa Muji Rahayu, Kecamatan Seputih Agung, Lampung Tengah, Pondok Pesantren Ma'had 'Aly Tarbiyatul Muballighin Kota Metro, dan Ponpes Madinah Desa Karya Tani, Kecamatan Labuhan Maringgai, Lampung Timur.

Menurut Gubernur Ridho, dalam waktu dekat Pemprov Lampung akan menyerahkan secara resmi ketiga asrama tersebut ke pengasuh ponpes.
Ketiga gedung tersebut masing-masing memiliki empat unit kamar tipe bangsal dalam satu lantai. Totalnya ada 12 bangsal dalam satu gedung (tower). Pengelola gedung diangkat berdasarkan SK Bupati. Santri dikenakan biaya sewa untuk keperluan biaya operasional dan perawatan gedung.
Serah terima ketiga gedung, kata Gubernur, tidak hanya bangunan kosong. Di dalamnya lengkap dengan meubeler seperti tempat tidur bertingkat, kasur, dan lemari. Asrama ini dilengkapi dapur, pantri, ruang jemur, dan ruang cuci. "Ketiga tower rumah susun untuk asrama ini, benar-benar berada di bangun di lingkungan pondok pesantren, agar santri tidak perlu biaya transport berangkat ke pondok," kata Ridho.

Tahun ini, Pemprov Lampung bersama Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PU-PR) juga berencana membangun empat tower dan satu rumah khusus. Menurut Kepala Dinas Perumahan, Kawasan Pemukiman dan Pemberdayan Sumber Daya Air (PKPPSDA), Edarwan, satu di antara tiga gedung tersebut untuk Ponpes Riyadlatul 'Ulum, Desa Bumiharjo 39 B, Kecamatan Batanghari, Lampung Timur. "Konsepnya sama seperti tiga asrama ponpes yang dibangun di 2016," kata Edarwan.

Satu tower berlantai lima dibangun dekat Rumah Sakit Bandar Negara Husada, Kota Baru, Lampung Selatan. Gedung ini untuk asrama para tenaga medis dan paramedis rumah sakit, terdiri dari 70 kamar tipe 36. Kemudian, satu tower berlantai lima untuk mahasiswa Intitut Teknologi Sumatera (Itera), yang terdiri dari 104 kamar tipe 24 berkapasitas empat mahasiswa per kamar.

Satu tower lagi di bangun untuk pegawai Pemerintah Kabupaten Mesuji juga berlantai lima di Kompleks Perkantoran Pemkab, Desa Wiralaga Mulya. "Ini tower pertama di Lampung khusus untuk pegawai. Ada 70 kamar dengan tipe 36," kata Edarwan.

Sedangkan di Kabupaten Pesisir Barat, Pemprov Lampung tahun ini kembali membangun rumah sewa bagi nelayan. Pada 2016, dibangun 20 unit rumah sewa bagi nelayan Kuala Stabas, Kecamatan Pesisir Tengah. "Respon nelayan sangat bagus atas kehadiran rumah khusus ini. Makanya, tahun ini kembali dibangun 50 unit, karena permintaan nelayan di sana," kata Edarwan.

Pembangunan rumah sewa bagi masyarakat berpenghasilan rendah (BMR) itu, menurut Edarwan, juga menyasar penghuni Sungai Badak dan Sungai Nipah Kuning, Kabupaten Mesuji pada 2016. Di dua lokasi ini, dibangun 192 rumah bagi nelayan yang selama ini tinggal di bibir sungai. (Rls/Tn/Ok)

Iklan